Tentangku

Dua puluh empat tahun yang lalu, aku terlahir sebagai putri kedua dalam sebuah keluarga sederhana. Sebenarnya ayahku sangat bercita-cita aku terlahir sebagai anak laki-laki, namun ketika aku harus menghancurkan mimpi beliau, beliau tetap menyayangiku, bahkan teramat sayang padaku. Tumbuh dengan limpahan kasih sayang dan rasa nyaman sedikit banyak membuatku menjadi manja karena segala hal bisa aku dapatkan dengan mudah ketika aku merengek pada ayah, ayahku adalah yang terbaik dalam hidupku.




Itu fotoku ketika menamatkan diri dari sekolah Taman Kanak-Kanak yang letaknya berada di belakang rumahku. Model yang amat sangat umum kala itu, rambut panjang dikepang dua lengkap dengan poni yang banyak, entahlah ibu membuatku sedemikian imut hingga menjadi bulan-bulanan para teman laki-laki di kelas. Karena bisa dikatakan bahwa hanya aku yang memiliki rambut sepanjang itu, tak jarang tangan jail menarik rambutku dan aku pulang dengan menangis. Iya, aku sangat cengeng memang dan ibu adalah pahlawanku yang datang ke sekolah untuk menghadapi para anak laki-laki yang telah membuatku menangis.
Jika aku bayangkan, rasanya mustahil aku mampu terbang tinggi jikalau aku masih cengeng. Sampai menginjak bangku Sekolah Dasar, aku masih mengandalkan ibu jika aku diganggu teman laki-lakiku.




Banyak yang berubah ketika aku berada di bangku Sekolah Menengah Atas, aku bukan lagi si cengeng yang akan membawa ibu ke sekolah jika ada teman yang menganggu. Aku lebih mirip preman pasar dengan penampilan rambut cepakku. Sebenarnya ayah sangat sayang dengan rambut panjangku hingga aku selalu menggigit jari ketika melihat teman-temanku bisa bergaya dengan beragam potongan rambut mereka. Lalu ketika untuk pertama kalinya ayah memberikan ijin itu, tanpa pikir panjang aku langsung berangkat. Hanya karena takut ayah akan berubah pikiran, sungguh picik pikiranku.
Keempat orang yang bersamaku difoto itu adalah teman-teman baikku. Kami berfoto ketika kenaikan kelas ke kelas 3. Mereka adalah Adita NafisaHani Zulfia Zahro'Apink, dan Reni K..




Aku merubah penampilanku ketika berada di sebuah perguruan tinggi, banyak sekali ya perubahan yang terjadi? Meskipun sisi tomboy masih melekat kuat dalam diriku namun sudah sedikit lebih baik ketika aku mengenakan jilbab. Foto itu diambil ketika aku sedang dipusingkan oleh skripsi, aku mengambil jurusan Matematika murni di Universitas Brawijaya Malang.



Itu foto bersama salah seorang sahabatku di bangku perkuliahan, Indah Yuni Setyawati. Banyak yang bilang jika kami seakan saudara kembar, mungkin karena kami selalu bersama-sama di kampus.



7 Mei 2012, aku telah diwisuda, luar biasa sekali. Meskipun harus dalam waktu empat setengah tahun aku mengejar gelar S1, namun aku bangga dan bahagia karena satu babak dalam hidupku baru dimulai.




Lalu siapa pria ini?
Dialah calon imam hidupku, calon ayah dari anak-anakku kelak, Dedik Winarto. Hanya merasa bersykur telah bertemu dengannya sepuluh tahun yang lalu hingga kisah kami mampu berakhir bahagia. Insya Allah, kami sedang menunggu hari dimana dia akan mengucap Ijab Qobul.

Jadi inilah aku, seorang gadis biasa yang hanya berbekal keyakinan, berpindah haluan dari angka menjadi kata. Menulis adalah jiwa yang tak pernah hilang dalam diriku hingga mimpi gilaku untuk menjadi seorang penulis selalu kubisikkan keras dalam hatiku.
Semua hal sangat mungkin, hanya butuh keyakinan dan tekad yang kuat. Saatnya mengejar mimpi gila itu secepat membangunnya dalam puing-puing doa.

No comments:

Post a Comment