Thursday, July 19, 2012

Aku Memilihmu

Aku memilih untuk berhenti sejenak, bukan aku menyerah. Aku hanya ingin sejenak saja menghela nafas dan duduk dengan santai di tepi jalan ini. Sembari menatap rumput-rumput liar yang tengah berdiri dengan kokohnya, sudah saatnya dipotong. Pepohonan yang semakin menjulang tinggi seakan membuatku ingin berada pada puncaknya. Perjalanan ini masih panjang, masih penuh dengan bebatuan dan lubang aspal yang terkelupas oleh hujan dan terik mentari. Aku meninggalakan bekal makanan dan minumanku di rumah, entahlah aku hanya merasa tidak membutuhkan itu semua. Namun belum sampai setengah perjalanan, aku berhenti pada sebuah persimpangan jalan. Dua jalan yang aku tahu dimana ujungnya, aku sangat mengenal kemana jalan-jalan itu akan membawaku.
Jalan pertama, sebuah jalan yang aku yakini bahwa aku akan mampu menemukan semua mimpiku di sana. Bahwa jalan itu akan membawaku pada sebuah kisah lain yang telah lama aku nantikan. Di ujung jalan itu pula, seseorang tengah menungguku dengan sabar, dengan cinta dan segala perjuangan yang telah dilaluinya. Aku ingin berlari ke jalan itu, aku benar-benar ingin segera berjalan di sampingnya. Namun aku merasa ketakutan sendiri, tentang banyak hal. Tentang diriku yang seolah takut membuatnya terluka, tentang dirinya yang terlalu sempurna dalam pandangan mataku. Juga tentang rasa sayangku padanya yang seakan mampu melukai hatinya. Dari jarak sejauh inipun aku mampu melihat senyumnya yang seakan ingin menenangkanku, aku mampu mencium aroma tubuhnya yang selalu aku ingat saat terkhir kami bertemu. Aku mampu melihat semua impian kami yang seakan menjadi indah suatu hari nanti, aku mampu merasakan semuanya. Namun lagi-lagi, kakiku seakan berat melangkah karena sekali aku berlari ke jalan itu, selamanya aku tidak akan pernah bisa kembali. Selamanya aku akan hidup pada jalan itu, selamanya pula aku tidak akan menemukan kembali persimpangan jalan yang sama.
Lalu bagaimana dengan jalan kedua? Sebuah jalan yang akan membawaku kembali ke tempat pertama aku memulai perjalanan ini, jalan menuju rumahku. Bagaimana mungkin aku bisa memilih jalan ini jika pada akhirnya aku akan sampai pada tempat semula? Karena sepanjang perjalanan ini sungguh tidaklah mudah, aku membutuhkan cukup keberanian dan rasa percaya diri yang besar. Namun kini ketika aku sampai pada persimpangan ini, aku merasa seakan tak mampu mengambil keputusan tentang jalan mana yang akan aku pilih.
Inilah alasanku, mengapa kau harus berhenti? Mengapa aku harus terdiam cukup lama di persimpangan jalan ini? Mengapa aku harus benar-benar meyakinkan diriku bahwa aku harus memilih jalan pertama? Karena aku memiliki banyak alasan untuk itu, bahwa jalan pertama inilah yang selama ini aku cari, bahwa jalan pertama inilah yang akan membuatku belajar banyak hal. Aku sungguh ingin segera berlari menuju jalan pertama, aku sungguh ingin segera melalui jalan itu sesegera mungkin.
Namun, sebelum aku bangkit dari dudukku di bebatuan ini, ijinkan aku menikmati setiap hal yang ada di sekelilingku. Ada sebidang tanah lapang di samping tempatku duduk, tempat dimana aku bisa memutarinya dengan berteriak dan tertawa bahagia. Ada aliran sungai yang begitu bening beserta ikan yang berenang kesana kemari, tempatku bermain hingga sepanjang hari. Ada batang pohon yang begitu kokoh berdiri sejak lama, aku sering memanjatnya jika aku ingin menggapai bintangku. Kicauan burung yang membuat bising seolah terdengar merdu kali ini.
Bisakah aku menemukan itu semua di ujung jalan pertama tadi? Atau bisakah aku mengenang semua hal yang pernah aku alami jika aku telah melewati jalan pertama itu?
Ijinkan aku memikirkan semua hal tentang hidupku di persimpangan jalan ini, ijinkan aku mengenang setiap hal yang pernah aku alami hingga sampai pada persimpangan jalan ini.
Aku menyadari satu hal, bahwa hidupku akan benar-benar berubah ketika aku melangkah menuju jalan pertama. Aku menginginkan itu semuan namun aku ingin sejenak saja memikirkan semua hal yang pernah terjadi dalam hidupku.
Aku pasti akan bangkit dari dudukku dan berjalan dengan pasti menuju jalan pertama, hanya bersabarlah menungguku untuk menemukan keyakinan dalam diriku. Bahwa semua akan baik-baik saja jika kita berjalan bersama sayang…

2 comments: